Langsung ke konten utama

(H)anya Cinta Monyet -_-

Salah gak sih kalau umur 12 Tahun merasakan perasaan seperti layaknya orang dewasa, yupz! menyukai lawan jenis? . 
Saya pernah mengalami hal seperti itu dulu. Kalau flashback lagi rasanya lucu sekali. Dulu, saat saya duduk di bangku SMP, saya menyukai laki-laki sebaya dengan saya. Mungkin bisa dibilang saya terjebak Cinta Monyet. Laki-laki itu sebenarnya tidak terlalu istimewa, dia terbilang biasa, tidak nge-Top. Hanya saja beberapa orang mengenalinya karena dia cukup berprestasi. Wajahnya juga gak ganteng ganteng amat tapi anehnya saya kesemsem dengannya..---> (hehehe....jadi malu!). 
Saya sebenarnya menyembunyikan perasaan ini, karena saya tahu tidak penting juga untuknya untuk tahu perasaan saya ini. Toh, saya juga gak mau sampai dia tahu perasaan ini. selain itu, saya juga masih belum mau punya hubungan yang biasa disebut pacaran. Memandang wajahnya dikelas setiap hari, itu sangat cukup untuk saya. Sikapnya sungguh unik sekali. Sedikit belagu juga sih Wajarlah untuk anak berprestasi sepertinya. Saya pendam dan terus memendam rasa ini sampai di ujung perpisahan saya tetap tiak ingin dia tahu perasaan untuknya.
Disaat Acara kelulusan SMP itulah untuk terakhir kalinya saya memandang wajahnya. Saya ingat jelas rona wajahnya, dia tampan sekali memakai jas tidak seperti biasanya. Sangat dewasa. Acara kelulusan itu diadakan di Dago Tea House~ Bandung. Saya sempat merasa ingin berdandan lebih untuknya dan memang itu sudah saya lakukan. Saya ingin sekaliiii saja diperhatikan olehnya.Cukup hari itu saja. Sesempurna mungkin saya berdandan agar tampil beda. Sampai di tempat tersebut saya percaya diri dengan penampilan saya tersebut dan sedikit risau mencari-carinnya, namun setengah jam acara berlangsung dia tidak menunjukan batang hidungnya.
"kemana dia?" hati saya bertanya. Namun tak lama, terdengar musik iringan upacara adat. Kedua pintu (barat-timur) gedung itu terbuka lalu saya memalingkan wajah saya kearah pintu timur gedung tersebut. Musik semakin keras dan semua siswa pun antusias untuk melihat apa yang ada dibalik pintu tersebut. Lalu tak lama "DEng! Ya Ampuuunn..... cakepppppp...". Dia, dia.. dia ternyata yang dipilih untuk menjadi pengantin pria di upacara adat tersebut. Bangga saya. (:masih nyengir). 
"kalau saja saya yang ada disampingnya?" desahku. 
Huusssssss.. Buaian itu buyar...* "Gak boleh!" tegas saya ,
"gak boleh gitu Dita. ga mungkin, ngayal banget sih, siapa kamu coba" tetap meyakinkan diri sendiri. 
"Oke, sekarang aku lega sudah melihatnya. Terimakasih Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk memandangnya walaupun hari ini terakhir untuk saya." .Airmata pun tak tertahan untuk menetes (:sedikit dramatisir).
Biarlah saya bangga dengan airmata ini, setidaknya saya patut berbangga hati karena saya ini diberikan perasaan yang sama seperti wanita-wanita yang lain, perasaan kehilangan seseorang yang pernah dicintai.
Well,, saya gak mau berlarut-larut bercerita. Saya hanya ingin mengungkapkan bahwa saya bangga betul dengan perasaan ini, bukan perasaan yang terbalaskan dan juga bukan perasaan yang bertepuk sebelah tangan. Namun perasaan ini tumbuh dan memotivasi saya menjadi yang terbaik setelah itu.
Untuk kamu yang pernah saya kagumi saat itu, "Terimakasih ya, sudah menjadi motivator saya selama tiga tahun.."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menganalisa Persentase Bangunan dan Material

"Dita, mulai sekarang kamu sering-sering ke belakang ya. Lihat lapangan lalu analisis persentase pembangunan rumah-rumah yang sedang kita bangun buatkan juga saya laporan total material Yang terpakai. Tidak hanya melihat patokan RAB saja ya."   Begitulah kira-kira kalimat yang diucapkan atasan saya beberapa bulan kebelakang. Well, dengan kata lain mulai hari itu tugas saya di kantor bertambah, "Wadaww! gaji saya kapan nambah pak?" *Twew* dumel saya dalam hati.  Awalnya memang saya merasa ga ikhlas sih nerima kerjaan ini. Selain karena "ehem"-nya saya juga takut kerjaan saya jadi banyak yang keteteran gara-gara ini. Apalagi saya sering sekali melakukan keteledoran: by my own admission that is a bad habit . Uh! apalagi kalau di tambah seperti ini sudah tentu ingin nangis (cengeng, buk!)   Tapi ah, gimana mau tahu kemampuan diri kalau belum mencobanya. Kalau salah kan bukan berarti 100% kesalahan saya toh, ini bukan pekerjaan pokok saya. Lagipul

TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN

Teori asal usul kehidupan di bagi kedalam dua bagian, diantaranya : 1. Teori Abiogenesis          yaitu bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk tak hidup. Tokoh yang menprakarsai teori tersebut adalah Aristoteles, tokoh pendukung teori ini diantaranya; Antonyvan Leeuwenhook dan John Needham. Contoh percobaan Abiogenesis 2. Teori Biogenis          yaitu bahwa semua kehidupan berasal dari sel telur ( omne vivum ex ivo), semua sel telur berasal dari kehidupan (omne ovum ex vivo), semua kehidupan berasal dari kehidupan ( omne vivum ex vivo ) . Teori tersebut berdasarkan pada percobaan yang dilakukan pada percobaan kontrol dan percobaan perlakuan. Tokoh yang memprakarsai teori tersebut adalah F. Redy, Lazzaro Spalanzoni, Louis Paster. Contoh percobaan Biogenesis. 1. Percobaan F. Redy  2. Percobaan Lazzaro Spalanzani 3. Percobaan Louis Pasteur 

Ku Jawab "Tanda Tanya" mu

Aku bukan orang yang bisa membaca bahasa tubuh orang yang sedang jatuh cinta juga tidak bisa menebak gerak gerik tubuh seseorang yang masih terus menunggu seseorang bertahun-tahun lamanya. Yang aku alami tidak ada perubahan apapun, semua berjalan ala kadarnya. Jika bagimu mencintai secara diam- diam itu adalah tanda tanya, bagiku itu seni mencintai. Aku tidak perlu tahu dia memiliki perasaan yang sama denganku. Yang cukup aku tahu bahwa mencintai itu adalah anugrah.  Oleh sebab hatiku menjadi damai ketika bayangnya bersemayam dalam pikiranku, mengayunkan imajinasi seolah aku dengannya berkelana dalam negeri dongeng 1001 malam ialah k etika aku adalah yasmin dan dirinya seorang aladin. Mengelilingi dunia dengan karpet terbang sambil bernyanyi "A whole New World; atau Atau seperti kisah princess disney. Anggap saja aku seorang cinderella dan dirinya adalah pangeran, kami berdua berdansa semalaman ;atau  Menjelma seperti snow white yang tertidur sampai akhirnya di