Bandung, 03-08-2011..
Dia bilang, “saya lebih suka bergaul dan berteman dengan (maaf) ‘kalangan menengah ke bawah’ karena mereka mengerti artinya mensyukuri hidup”
Dia bilang, ” saya takut jadi orang berlebih dalam hal materi, takut pertanggung jawaban nanti (:akhirat) terhadap apa yang saya punya”
Dia bilang, “saya tidak harus mendapatkan nilai/IP tinggi yang penting buat saya adalah usaha saya untuk memberikan yang terbaik pada saat melaksanakan ujian”
Dia bilang, “saya nyaman dengan apa yang ada pada diri saya dan tolong untuk tidak berkomentar mengenai hal yang melekat pada tubuh saya”
Dia bilang, “ kamu tidak perlu mengikuti program diet yang justru membuat kamu tersiksa, yang paling penting kamu sehat ”
Dia bilang, “ saya masih tidak percaya pacaran dengan kamu”
Dia bilang, “mungkin banyak yang cantik diluaran sana tapi buat saya kamulah yang terbaik, dan saya ingin hidup dengan kamu”
Dia bilang, “kita tidak boleh perhitungan, saya tidak suka hitung-hitungan.”
Dia bilang, “saya punya sedikit uang, kamu bawa ya untuk jaga-jaga dan tidak boleh menolak”
Dia bilang, “kalau saya ‘ada’, pasti saya ingin memberikan yang terbaik saya juga ingin ngajak kamu makan di Solaria”
Dia bilang, “hari pertama puasa, kita buka bersama ya?”
Dia bilang, “kamu yang paling mengerti keadaan saya!”
Dia bilang, “saya minta maaf karena tidak selalu ada bersama kamu, dan kamu pasti tahu alasannya”
Dia bilang, “semoga kelak nanti kita juga bisa memacetkan kota ini (baca: punya mobil)”
Dia bilang, “saya ingin berwirausaha bukan menjadi pegawai”
Dia bilang, “kamu potong rambut pendek ya, biar kelihatan segar.”
Dia bilang, “saya tidak pernah membahagiakan kamu.”
Dia bilang, “saya sering merepotkan kamu”
Dia bilang, “ kalau perlu kamu tanya dengan temen-teman saya gimana keseharian saya, apakah saya punya orang lain selain kamu?”
Dia bilang, “ saya hanya ingin Dita Dwi Lestari.”
Dia bilang, “ nikah dengan saya ya?”
Lalu saya menarik napas dan ingin mengatakan,
“ Kamu adalah orang yang sangat baik, sikapmu sungguh mulia, kamu tidak pernah merasa rugi dengan hal apapun, dan saya melihat dari sisi dermawan yang ada pada dirimu. Kamu berhasil membuat saya ternyuh dengan sikap dermawanmu. Saya yakin orang sekelilingmu pun begitu. Kamu yang sangat baik, saya bangga karena sifatmu dan itulah yang membuat saya tidak bisa berpaling dari kamu. Allah SWT menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihan, begitupun dengan saya dan kamu. Sampai saat ini, orang yang paling mengerti dan menerima kekurangan saya adalah kamu, ketika orang lain memperolok kekurangan saya, kamu justru memberikan motivasi pada diri saya untuk tidak rendah diri. Saya pun demikian, jika terkadang kamu merasa rendah diri karena kekuranganmu saya tidak demikian, karena buat saya Allah Yang Maha Mulia telah melimpahkan rahmat-Nya pada sifat baikmu. Itulah nilai mahal yang belum tentu orang lain punya. Tetapi janganlah menjadi takabur dan sombong atas penilaian seseorang, pesanku hanyalah teruslah mempertahankan itu, tetaplah menjadi pribadi yang menyenangkan dan rendah hati. Kamu sering berucap bahwa kamu ingin saya menjadi seseorang yang menemani hari-hari kamu kelak. Saya tahu maksud arti ini adalah kamu ingin menikahi saya, Sungguh bahagia saat seseorang selalu mengatakan ingin menikahi saya, wanita mana yang tidak bahagia dengan niat baik lelaki untuknya. Karena wanita akan merasa bangga ada seseorang yang setia menantinya, setia untuk menjaga hingga akhir hayatnya, dan setia bertanggung jawab atas hidupnya. Setia dalam Suka duka, setia menjalani aktivitas di rumah seperti ;makan dan tidur, setia mendengar keluh kesah, selalu setia memanjakannya disaat merasa kelelahan, setia untuk menghargai dan membela disaat menghadapi suatu masalah. Wanita akan merasa sempurna hidup di dunia ini jika mendapatkan hal seperti itu. Entahlah ucapanmu itu sungguhan atau hanya sekedar ingin membuat hati saya berbunga, tapi kata-katamu itu akan selalu saya ingat kapanpun dan dimanapun saya berada. Kalaupun sampai saatnya nanti terwujud dalam ikatan suci, maka Allah Yang Maha Pemurah telah memberikan jalan terbaik untuk kita berdua. Saya pun sangat bersyukur dengan apa yang terjadi. Kalimat-kalimatmu yang saya tulis ini hanya sekedar ingin mengingatkan, bahwa kita menjalani hubungan ini begitu normal. Dari mulai kalimat yang hanya sekedar ucapan belaka, ucapan janji sampai ucapan yang kadarnya serius. Kata-kata yang sering kamu ucap, saya tahu benar bahwa hatimu tulus mencintai saya dan saya berterimakasih atas semuanya. Kamu sering mengatakan bahwa kamu ingin membuat saya bahagia, saya hanya bisa bilang bahwa saya bahagia dengan keadaan kita sekarang dan saya berterimakasih kembali dengan niat baikmu itu. Dan kamu selalu ingin membuktikan bahwa kamu setia dan hanya saya saja tidak ada orang lain, tapi saya tidak perlu itu karena hati saya akan tergerak untuk menyelidiki kalau memang kamu seperti itu dan sampai detik ini hati saya bersahabat dengan setiamu.
Setiap amarah saya terhadapmu hanya karena saya ini bukan wanita yang sempurna, saya sering melampiaskan kekesalan atas janji yang berujung pada sebuah alasan karena tidak ditepati. Dan terimakasih atas penghargaan kata Maaf yang terucap dari mulutmu dan perubahan atas sikap untuk tidak berjanji jika pada akhirnya tidak terwujud. Saya akan lebih senang jika niat kamu dibuktikan dengan suatu sikap yang nyata.
Dan yang terakhir yang ingin saya katakan, Terimakasih atas 8 Kado Terindah yang kamu berikan pada saya. Waktu, Senyuman, Setia, Berbagi, Sikap Santun, Penghargaan, Penampilan, dan Tanggung Jawab. ”
Saya bilang, “ ini balasan kata-kata yang belum sempat saya ucapkan untuk kamu yang saya cintai…..A P. ”
Dia bilang, “ tanpa kata, saya hanya menangis membaca ini.”
Selesai pada : 5 – 08 - 11 ; 13:59
Salam Manis,
Dita Dwi Lestari
sangat terharu membaca cerita ini, sebuah hubungan yg saling percaya, mempertahankan cinta, kasih sayang dan kesetiaan. bukan uang atau harta tp kebersamaan yg pling utama.
BalasHapuslike my dream now..
this story make me cry...
salut untuk kaliaaaaaaann... ^_^
waaww... thank you :))
BalasHapus