Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Sabar Versus Ego

Sabar bilang : Sabar ya dit, satu minggu lagi barangnya baru datang. Sabar ya sayang, masih bisa tunggu aku sampai mapan kan? Sabar teh dita! kalau udah rejekinya pasti nuturin Sabar ya dita. Kerja disini sampai semuanya selesai, tunggu!                             VS   Ego berbisik : sampai kapan aku harus sabar? apa gunanya sabar? apa dengan sabar aku bisa bahagia?  Seminggu ini kata "Sabar" seolah mengobrak-abrik jiwa saya tak ayal ia menyelusup hingga ubun-ubun. Saat diri ini menyatakan menyerah, maka Enough! saya akan bersabar. Namun di kala saya memutuskan untuk mengikuti kata hati (Sabar, red ) seolah kekuatan muncul dari sisi lain dalam tubuh ini, bisa dikatakan sebuah Ego yang tak bergeming. Ia selalu menyuarakan fungsinya ketika saya akan "berpasrah". Lalu terjadilah perselisihan bathin antara memilih membesarkan Ego atau tetap berdiri pada sabar. Dan situasi dilematis pun saya alami.  Layaknya seperti dua orang

Gara- Gara Coklat

Disaat saya menghadapi situasi yang tidak menentu.Entah itu karena kerjaan atau soal patah hati yang pasti semua itu akan membuat hati tidak menentu, pikiran kacau, kepala pusing dan ingin sekali marah tapi tidak tahu harus ke siapa. Ilustrasi Foto I Kalau saya marah pada orang yang tidak tepat bisa-bisa malah membuat situasi menjadi tambah runyam. Stop berfikiran semua bad mood yang terjadi pada diri kita karena tingkah seseorang. Dari pada bertingkah aneh dan membuat orang lain jadi ilfil karena sikap kita mending coba solusi yang satu ini.  Kali ini saat semua itu terjadi saya coba melampiaskannya dengan satu batang coklat. Saya melahapnya bagian demi bagian.   Dan kamu tahu apa yang terjadi ? Ilustrasi Foto II Ilustrasi Foto III Mood saya kembali baik lho! Saya menjadi semangat lagi, aneh tapi nyata. Itulah yang saya rasakan. Entah karena memang kandungan yang dimiliki sebuah coklat atau suggest diri saya sendiri. Tapi semua itu jadi tidak terlalu pentin

Introduce my "Shabby" Notebook :)

Illustration Pict : Internet Hello everybody ! Here, I want to introduce a notebook "shabby" that I got from gift of office. Says it "shabby" because I often use this book until finally there was some part of the page is torn. Ho ho Ho! By the way, idly I opened my notebook until last page. I read my own handwriting there and I find expression heart's content in this post. Initially this book just have function for a job, but at the last page I giving touch with my own handwriting. And it just mere fad, not over. Hehe :p One thing that caught my attention was this handwriting : Bandung, 6 Februari 2012 di kantor : 15:00 Ya Allah, Terimakasih . Hari ini Dita bisa makan enak . Rasa lapar ini terbayar juga dengan satu bungkus nasi padang dengan paru sebagai lauknya. Nilmaat sekali rasanya. Badan yang sebelumnya gemetaran sekarang sudah segar lagi. Bersyukur karena Engkau tidak pernah berhenti memperhatikanku. Semua yang aku nikmati saat ini sepenuhny

Curahan Hati Hari Ini

Suddenly I felt an earth stopped rotating. I'm like a stranger in the world, like Allien.  I dont know who I am as if blink the fact. Trying to staying away but a legs feel very stiff and can't move at all.  After a while I set mind to find a way out.  I prefer act upon impulsive at all time although i dont know what i do. Foto :  glassbutterfly Hidup ini terlalu singkat untuk di buat mengeluh. Satu hal yang saya pahami bahwa Tuhan selalu menyisipkan kebahagiaan di saat kita sedang "fighting" dengan keadaan yang sulit.  Dan yang saya tahu suatu saat saya pasti akan tersenyum dengan apa yang saya usahakan.   Pernah saya berikrar : if I don't make efforts solve the problem it stands to reason that I will fail and sure for that. Therefore during able I will do the best Bismillah.... Greeting dear, Dita Dwi Lestari  

Menganalisa Persentase Bangunan dan Material

"Dita, mulai sekarang kamu sering-sering ke belakang ya. Lihat lapangan lalu analisis persentase pembangunan rumah-rumah yang sedang kita bangun buatkan juga saya laporan total material Yang terpakai. Tidak hanya melihat patokan RAB saja ya."   Begitulah kira-kira kalimat yang diucapkan atasan saya beberapa bulan kebelakang. Well, dengan kata lain mulai hari itu tugas saya di kantor bertambah, "Wadaww! gaji saya kapan nambah pak?" *Twew* dumel saya dalam hati.  Awalnya memang saya merasa ga ikhlas sih nerima kerjaan ini. Selain karena "ehem"-nya saya juga takut kerjaan saya jadi banyak yang keteteran gara-gara ini. Apalagi saya sering sekali melakukan keteledoran: by my own admission that is a bad habit . Uh! apalagi kalau di tambah seperti ini sudah tentu ingin nangis (cengeng, buk!)   Tapi ah, gimana mau tahu kemampuan diri kalau belum mencobanya. Kalau salah kan bukan berarti 100% kesalahan saya toh, ini bukan pekerjaan pokok saya. Lagipul

Aku Harap Kamu Baca: ini bukan alasan klise

Berapa cerita yang kuntai bersama kamu, Berapa air mata yang aku teteskan untuk kamu, berapa banyak  kadar kesetiaan yang aku perjuangkan untuk kamu. Kalau pada akhirnya tidak bisa di pertahankan? Kamu yang mengisi hari-hariku. Empat tahun bersama, kamulah yang buat aku bangkit dan menguatkan aku untuk selalu bisa menghadapi semuanya.  Tapi kini semua sudah sangat berbeda, lalu kemana perginya rasa itu? Aku juga tidak tahu.  Terlalu kekanak-kanakan bilamana aku mengatakan,"Kamu harus setia dan harus selalu bersama aku, kemana kamu pergi harus sama aku!" Ya, aku memang seperti anak remaja yang baru mengenal cinta sama seperti 1 tahun pertama kita bersama.  Semakin lama aku mulai membiasakan diri untuk mengerti dengan situasi apapun karena aku pun malu dengan umur aku tidak ingin di lihat manja dan selalu mengandalkan kamu walaupun hati kecil manusia ababil ini memang selalu menginginkan seperti itu.  Sampai akhirnya aku mengalami suatu hal yang tidak pernah ku sangk

Bapak Tua Dan Sepedanya

Rabu kemarin saya datang ke kantor terlampau siang karena harus mengurus beberapa kerjaan di luar. Kira-kira pukul 12:00 saya berada tepat di perempatan Soekarno-Hatta, sialnya Bandung hari itu tidak sedang bersahabat. Mataharinya begitu panas, panasnya sampai menusuk bagian kulit padahal sudah terlindung oleh jaket, masker dan sarung tangan tapi tetap saja. Benar-benar memancing emosi apalagi harus berjemur selama 200detik sampai lampu hijau menyala. Sungguh, ini adalah sin yang tidak saya harapkan di hari itu. Panas, polusi dan himpitan kendaraan harus menjadi teman saya saat itu. Sabar sabar. Detik-detik terakhir dilampu merah semua kendaraan memposisikan diri untuk memilih jalan mana yang akan diambil. Beberapa diantara kendaraan yang berjubel itu ada juga yang baru menyalakan mesinnya mungkin sengaja dimatikan agar mengurangi polusi atau bisa jadi menghemat bensin selama 3 menit 20 detik, lumayan . Setelah lampu hijau menyala deretan kendaraan melaju secara bersamaan. Saya mem

Tentang Mimpi Tadi Malam

Melihatnya melintas dihadapanku membuat mataku tidak bisa berkedip,kedua kaki ini amat gemetaran, telapak tangan basah berkeringat, degup jantungku terasa begitu cepat. Aku ingin menghindar tapi badanku terasa kaku sekali. Dia menghampiriku, dekat  lalu semakin dekat dan kini sangat dekat. Dia sudah satu jengkal di depanku, aku semakin tidak bisa berkutik berada di depannya, sesekali aku mencoba memandanginya tapi tiap kali aku melihat wajahnya begitu samar . Hanya rambut tebal, alis mata lebat dan bulu mata panjang yang aku ingat. Ia melihatku dengan seksama, menatapku lebih tajam. Entah apa tujuannya memandangku seperti itu, aku ingin bertanya tapi mulutku terasa kaku untuk berucap begitupun ia tak ada satu kata pun yang terlontar dari mulutnya. Aku begitu penasaran dan ingin mencoba menatapnya lebih dekat lagi tapi entah mengapa aku tidak punya daya, aku hanya tertunduk menutup rasa malu dan sebuah Tanya “Siapakah dia?”. Secara spontanitas ia meraih tubuhku dan mendekapku begi