Melihatnya
melintas dihadapanku membuat mataku tidak bisa berkedip,kedua kaki ini amat gemetaran,
telapak tangan basah berkeringat, degup jantungku terasa begitu
cepat. Aku ingin menghindar tapi badanku terasa kaku sekali.
Dia menghampiriku, dekat lalu semakin dekat dan kini sangat dekat. Dia
sudah satu jengkal di depanku, aku semakin tidak bisa berkutik berada di
depannya, sesekali aku mencoba memandanginya tapi tiap kali aku melihat wajahnya
begitu samar . Hanya rambut tebal, alis mata lebat dan bulu mata panjang yang
aku ingat.
Ia melihatku dengan seksama,
menatapku lebih tajam. Entah apa tujuannya memandangku seperti itu, aku ingin bertanya tapi mulutku
terasa kaku untuk berucap begitupun ia tak ada satu kata pun yang terlontar
dari mulutnya. Aku begitu penasaran dan ingin mencoba menatapnya lebih dekat
lagi tapi entah mengapa aku tidak punya daya, aku hanya tertunduk menutup rasa
malu dan sebuah Tanya “Siapakah dia?”.
Secara spontanitas ia meraih
tubuhku dan mendekapku begitu eratnya. Aku ingin melepas dan memberontak tapi
tubuhku terlalu lemah untuk menghindari tubuh tingginya itu. Lima detik kami berpelukan, lima detik itu pula aku merasakan hal yang beda aku nyaman berada di pelukannya, begitu hangat dan nyaman. Aku belum pernah merasakan senyaman ini. Aku juga merasa sangat aman berada sedekat ini dengannya,
dan aku pikir dia pun merasakan hal yang sama karena degup jantungnya
yang menderu hebat terdengar jelas di gendang telingaku, bisa dikatakan sama seperti ritme jantungku saat mulai melihatnya. Sekelibat seperti ada dorongan batin yang memintaku
untuk membalas pelukannya dan aku ikuti kata batin ini, aku coba
lakukan tapi saat kedua tanganku akan meraih tubuhnya tiba-tiba saja ia
melepaskan dekapannya. Aku heran dengan sikapnya, aku raih tangannya tapi tak bisa ku raih. Ia terus berjalan mundur selangkah.... dua langkah. . ia membalikkan badannya tanpa berucap satu kata pun. Aku ingin berteriak tapi tidak bisa sepertinya pita suara tidak lagi berfungsi, aku coba melangkahkan kakiku tapi rasanya begitu berat . Aku memberikan ekspresi 'tak ingin jauh' namun ia tak mempedulikannya ia terus berjalan.
Foto : Internet |
Kini semakin jauh dan lebih menjauh bahkan sangat jauh sampai pada akhirnya
yang terlihat hanya siluet tubuhnya saja.
Sedari awal aku memang tidak tahu
siapa dia. Dia datang dan pergi tanpa permisi. Aku tidak tahu maksud dia
mendekatiku, memandangiku , mendekap erat tubuhku lalu pergi begitu saja.
Dari awal pria ini begitu mempesona, sekejap ia menghipnotisku dengan kesempurnaannya lalu ia memberikan hal yang membuatku beranggapan dialah pangeranku sampai pada akhirnya aku menaruh hati padanya namun ketika bunga cinta bermekaran dan siap di petik , dia justru menghempaskanku begitu saja. Tanpa alasan dan permisi.
Dari awal pria ini begitu mempesona, sekejap ia menghipnotisku dengan kesempurnaannya lalu ia memberikan hal yang membuatku beranggapan dialah pangeranku sampai pada akhirnya aku menaruh hati padanya namun ketika bunga cinta bermekaran dan siap di petik , dia justru menghempaskanku begitu saja. Tanpa alasan dan permisi.
Tapi rasa penasaran berhasil membuat urat malu ku terputus, oleh karena itu aku tidak menyerah untuk meraihnya. Aku coba sekuat tenaga mengayunkan tubuh ini untuk
mencarinya terus menerus. Tapi aku tidak pernah mendapatkan sosoknya lagi, langkahku lebih melamban dan aku terjebak pada sebuah pertanyaan" darimana aku harus
memulainya dan sampai mana aku
harus mencarinya?" padahal aku sendiri tidak mengerti dengan sosoknya .
Hati berkecamuk pikiran pun tak menentu, aku
terfokus pada satu bayangan. aku ingin menggambar jelas wajahnya supaya aku
tahu siapa sosoknya ,tapi itu semua hanya omong kosong yang bisa membuat kepala ku sakit ketika terbangun kalau terus mencari ending-nya. Karena biar bagaimana pun mimpi tetaplah sebuah mimpi yang tak pernah tahu kapan bermula dan bagaimana akhir ceritanya.
Dengan demikian aku pun dinyatakan gagal menjawab teka-teki mimpi tadi malam.
"Oh.. Hanya Mimpi" , kataku mengawali Kamis pagi ini.
Dengan demikian aku pun dinyatakan gagal menjawab teka-teki mimpi tadi malam.
"Oh.. Hanya Mimpi" , kataku mengawali Kamis pagi ini.
Komentar
Posting Komentar