Langsung ke konten utama

11 Januari 2014


Suatu malam di bulan januari 2014 .
Saya berada di satu ruangan yang aromanya sudah tak asing lagi saya cium.
“ini di toko kueh, benarkah?” ucap saya menyibir

mata saya sejak tadi di tutup syal hitam aroma parfum #__________#
“mas Pra, mas?” teriak saya.

“mas kamu bawa aku kemana sih sebenernya. kok bau kueh ? aku boleh buka syalnya ga?” tanyaku.
namun Mas Pra pun tidak menggubris pertanyaan saya.

Saya pun sedikit kesal dan berencana membuka penutup mata yang sejak di jalan sudah  terikat.
Ketika saya akan membukanya, tiba-tiba suara pria yang tak asing saya dengar itu berkata,
“jangan dulu sayang. Sabar doong!”

“Tapi dari tadi kamu diam saja. aku juga kan penasaran kamu ngajak aku kemana sih? ini dimana?”

Mas Pra tidak menjawab namun malah merekatkan kedua tangan saya di balik kursi.
“ eh. eh. mas apa-apaan sih kamu tuh? kamu mau ngapain aku sebenarnya?”
suasana kembali hening dan lagi-lagi mas Pra tidak menjawab pertanyaan saya.
Akhirnya saya pun pasrah dan tidak mau lagi mengeluarkan suara.

10 menit berlalu dan suasana semakin hening.

 “Mas, maksudnya kamu giniin aku tuh kenapa  Mas? mataku perih tanganku juga mulai sakit mas.
Jangan buat aku kayak gini Mas.” Saya kembali protes.

Mas Pra tidak lagi menjawab
Saya pun menangis.
dengan suara terngingis dan mendesis

“Oke. kalo kamu ga mau jawab. Aku akan diam. kamu ninggalin aku sendiri sekarang.”

Seketika aroma kueh tart yang baru di panggang kini berganti menjadi aroma parfum Mas Pra..
sangat pekat dan harumnya begitu dekat.
Saya mengendus-enduskan hidung  
“mas?”

“mas, parfum kamu pekat sekali. Kamu jangan jauh-jauh dari aku mas, aku takut.”
desah saya.

“saya tidak akan jauh dari kamu kok. saya juga tidak akan menyakiti kamu. percaya sama saya ya?!” balas Mas Pra yakin.

“mas.. kira aku kamu pergi. Tolong lepasin ikat penutup mata ini mas. Mataku benar-benar sakit.
Apa kamu ga sadar aku nangis?.”

“Aku akan lepas tapi tunggu sebentar lagi ya?”

Suasana pun sepertinya menjadi ramai.
Saya mendengar beberapa langkah kaki dari arah kiri badan saya.
Dan suara bangku yang di geser jelas sekali di telinga saya.

"apakah ada orang lain selain kami berdua? dimana ini sebenarnya?"

Saya merasa pasrah. Badan pun sudah mulai lemas.
Saya tidak tahu dimana sebenarnya saya
Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Dan untuk kesekian kalinya saya memohon Mas Pra membuka penutup mata dan ikat tali saya.
namun tidak juga di gubris olehnya.
merasa jengkel dengan sikap Mas Pra.
Ide saya pun seketika muncul. Saya berpura-pura kesakitan lalu pingsan.
Trik saya jalani.
Awalnya saya merintih kesakitan lalu menjatuhkan badan saya ke lantai.
Walaupun sedikt sakit karena kursi yang saya duduki ikut terjatuh tapi trik itu sangat jitu.
Mas Pra begitu kepanikan dan ia pun sesegera membuka penutup mata dan ikat tali tangan saya.
Mas Pra memeluk saya dan mendekapnya begitu erat.
Mata saya tetap saya tutup tapi sesekali saya intip keliling ruangan itu namun ruangan itu begitu gelap.
Dekapannya semakin erat dan Mas Pra menggoyang-goyangkan badan saya agar saya bangun.
Ia mengusap wajah saya sambil mengucapkan kata maaf ,
"Les, maafkan saya. Saya mungkin keterlaluan.
Tapi mohon bangun Les.
Saya tidak ingin hari ini gagal.! Tolong bangun Les..”

“ Gagal?” saya bertanya dalam hati.
apa maksudnya dengan gagal?
rasa penasaran pun semakin memuncak.
Saya kembali mengeluarkan bakat acting saya.

“hemm… Mas Pra.. aku dimana?” Tanya saya sambil menggeliatkan badan dan mengusapkan mata.

“Kamu sudah sadar ,les?” kembali sumeringah

“ini dimana mas? kok gelap sekali?” Tanya saya.

“ini di… di… kamu bangun dulu ya. kamu tunggu sini saya akan ambil teh hangat untuk kamu.”

“tunggu mas, aku ga mau kamu tinggal. Kamu tega ninggalin aku di tempat gelap gini. aku dimana, maksudnya apa sih mas?” saya mencengram keras tangan Mas Pra sambil membangunkan badan saya.

“kamu tenang dulu Alesa.” Mas Pra menenangkan

“Ga bisa, aku ga bisa tenang kamu giniin. Aku mau pulang sekarang! denger aku kan SEKARANG. Oke, kalo kamu ga mau antar aku bisa pulang sendiri kok.“
dengan rasa kesal saya pun bangkit dari lantai dan menghentakan kaki saya.

Ruangannya begitu gelap dan sangat mengganggu penglihatan saya.
Hanya seberkas cahaya yang menyoroti ruangan ini tempat saya terbaring tadi dan satu arah titik .
Saya perhatikan titik itu sangat berkilauan.
Saya pikir itu pasti jalan keluar dari ruangan ini.
Saya pun segera menghampiri titik itu.
Setelah saya hampir mendekati titik cahaya dan akan menggapainya itu tiba-tiba lampu pun menyala.
Ruangan menjadi terang menderang.
Saya melihat sekeliling ruangan
terpasang dua lampion hati diplafon membuat cantik ruangan itu.
Tiba-tiba terdengar alunan music acoustic “11 Januari” yang memecahkan keheningan.
Dengan tegas saya memutarkan badan. Ternyata ruangan ini sesak dengan orang.
Papah- Mamah-
Om- Tante-
Teman-teman.
Band acoustic sedang memainkan lagu 11 januari

Jadi, kami tidak hanya berdua?
Jadi, daritadi apa yang kami lakukan di tonton mereka.

lampion hati,
dekorasi yang penuh dengan bunga,
ratusan balon hati di setiap sudut ruangan.
dan kueh tart besar.

Saya memalingkan pandangan saya ke satu layar besar yang secara otomatis terputar semua memory foto dan video tentang masa pacaran kami, backsoundnya masih diiringi band acouctic alunan lagu 11 Januari.
terekam diawal pembukaan Prakata dari Mas Pra untuk saya.

“HAH? maksudnya apa ini” desis saya.
semua mata tertuju pada diri saya dan saya kembali membalikan badan saya dengan cepat.
Saat saya membalikan badan tiba-tiba tubuh saya terpental oleh Mas Pra yang sejak tadi sudah ada di belakang saya.

Ia tersenyum tanpa arti.

“Maaf Band GIGI ga bias terundang. Jadwalnya padat. Jadi Cuma ini yang bisa saya persembahkan. Mudah-mudahan kamu suka."

“Hah?”

" terus maksud dari semua ini .... apa....?" saya masih bingung.

"Nikah dengan saya Alesa?"

“Iya.. kamu hanya bisa jawab Iya. karena tidak ada alasan kamu menjawab tidak.”

“kenapa bisa?”

“karena ini kan yang kamu impikan. Kamu akan menerima seorang pangeran yang akan menjadi pendamping hidup kamu tepat di tanggal 11 Januari dengan alunan lagu 11 Januari.”

“Mas Pra, kok.”

“kok bisa tahu ? itu kan maksudnya?

“iya”

“bukannya kamu pernah tulis semuanya di blog?”

“dari awal kita ketemu, saya sudah tertarik sama kamu dan saya mengikuti alur kamu. Saya tahu kamu suka menulis di blog. Dan setiap posting saya ikuti. termasuk impian kamu . “Gantungan Impian Untuk Pangeran”. Itu kan postingan kamu di bulan Januari 2011?. Menurut saya itu klise.  Tapi lucu juga kalau di Praktekan seperti ini. hehehe…” jelas Mas Pra.

“Udah deh jangan ngeledek. bilang aja judul sama pembahasannya tuh jelek. huu….”

“Engga kok. Buktinya aku jalanin. Maaf ya kalau jadinya buat tersinggung” gurau Mas Pra sambil menjepit mesra hidung saya.

“Mas…. aku ga bisa bilang apa-apa lagi. Benarkah ini nyata? ini bukan mimpi kan mas?”

Mas Pra hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum manis.

Airmata pun seketika membanjiri pipi chubby saya.
Saya menepok-nepokan kedua pipi dan mata saya.

“Hei.. sudah, kamu bukan mimpi. Ini nyata kok. Sekarang kamu tinggal jawab iya.
Perjuangan saya cukup berat loh mendekor ruangan ini, walaupun hasilnya kurang maksimal tapi kalau kamu tolak….hemm..”

sekeliling ruangan pun menyorakan saya untuk menerima tawarannya.

“Jawab Iya… Jawab Iya…”

Keluarga saya, Keluarga Mas Pra, Teman-teman semuanya berkumpul untuk menjadi saksi pernyataan cinta Mas Pra dan untuk mengajak saya menjadi pendampingnya seumur hidup.

Mas Pra pun meyakinkan saya kembali.
Tangannya mengengam erat kedua bahu saya, ia membungkukan badan yang tinggi badannya 18 CM lebih tinggi dari pada saya.
“ Alesa, maukah kamu menjadi pendamping saya di saat suka dan duka, menjalani kehidupan bersama, berbagi cerita bersama. Menjadi istri saya selamanya?”

Aroma tubuhnya menengangkan jiwa saya,
Wajahnya yang tampan dan kedua matanya begitu lembut menatap saya.
Rasa haru kembali mengatmosfer jauh di dalam bathin saya sampai mengeruak menjadi air mata kebahagiaan.

“IYA!” lantang saya.
“Iya aku mau.. Aku sangat mau Pangeran.” tegas saya kembali

“Alhamdulillah…..” jawab Mas Pra.

Suasana ruangan pun menjadi cair.
Khayalak yang berada di ruangan itu bersorak dan bertepuk tangan.
Mas Pra menarik tubuh saya dan memeluk begitu kencangnya.
Ia pun terharu. Kami berdua menangis bahagia.

“Aku yakin kamu pasti jawab iya..”

“hehehe…makasih ya mas.”

“makasih untuk apa?”

“Makasih untuk 11 Januari 2014 ini…”

 "Terimakasih juga ya Alesa" 

"Terimakasih untuk?"

"Terimakasih karena kamu mau jadi istri saya."

  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menganalisa Persentase Bangunan dan Material

"Dita, mulai sekarang kamu sering-sering ke belakang ya. Lihat lapangan lalu analisis persentase pembangunan rumah-rumah yang sedang kita bangun buatkan juga saya laporan total material Yang terpakai. Tidak hanya melihat patokan RAB saja ya."   Begitulah kira-kira kalimat yang diucapkan atasan saya beberapa bulan kebelakang. Well, dengan kata lain mulai hari itu tugas saya di kantor bertambah, "Wadaww! gaji saya kapan nambah pak?" *Twew* dumel saya dalam hati.  Awalnya memang saya merasa ga ikhlas sih nerima kerjaan ini. Selain karena "ehem"-nya saya juga takut kerjaan saya jadi banyak yang keteteran gara-gara ini. Apalagi saya sering sekali melakukan keteledoran: by my own admission that is a bad habit . Uh! apalagi kalau di tambah seperti ini sudah tentu ingin nangis (cengeng, buk!)   Tapi ah, gimana mau tahu kemampuan diri kalau belum mencobanya. Kalau salah kan bukan berarti 100% kesalahan saya toh, ini bukan pekerjaan pokok saya. Lagipul

TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN

Teori asal usul kehidupan di bagi kedalam dua bagian, diantaranya : 1. Teori Abiogenesis          yaitu bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk tak hidup. Tokoh yang menprakarsai teori tersebut adalah Aristoteles, tokoh pendukung teori ini diantaranya; Antonyvan Leeuwenhook dan John Needham. Contoh percobaan Abiogenesis 2. Teori Biogenis          yaitu bahwa semua kehidupan berasal dari sel telur ( omne vivum ex ivo), semua sel telur berasal dari kehidupan (omne ovum ex vivo), semua kehidupan berasal dari kehidupan ( omne vivum ex vivo ) . Teori tersebut berdasarkan pada percobaan yang dilakukan pada percobaan kontrol dan percobaan perlakuan. Tokoh yang memprakarsai teori tersebut adalah F. Redy, Lazzaro Spalanzoni, Louis Paster. Contoh percobaan Biogenesis. 1. Percobaan F. Redy  2. Percobaan Lazzaro Spalanzani 3. Percobaan Louis Pasteur 

Ku Jawab "Tanda Tanya" mu

Aku bukan orang yang bisa membaca bahasa tubuh orang yang sedang jatuh cinta juga tidak bisa menebak gerak gerik tubuh seseorang yang masih terus menunggu seseorang bertahun-tahun lamanya. Yang aku alami tidak ada perubahan apapun, semua berjalan ala kadarnya. Jika bagimu mencintai secara diam- diam itu adalah tanda tanya, bagiku itu seni mencintai. Aku tidak perlu tahu dia memiliki perasaan yang sama denganku. Yang cukup aku tahu bahwa mencintai itu adalah anugrah.  Oleh sebab hatiku menjadi damai ketika bayangnya bersemayam dalam pikiranku, mengayunkan imajinasi seolah aku dengannya berkelana dalam negeri dongeng 1001 malam ialah k etika aku adalah yasmin dan dirinya seorang aladin. Mengelilingi dunia dengan karpet terbang sambil bernyanyi "A whole New World; atau Atau seperti kisah princess disney. Anggap saja aku seorang cinderella dan dirinya adalah pangeran, kami berdua berdansa semalaman ;atau  Menjelma seperti snow white yang tertidur sampai akhirnya di