Kartu Absensi Bagian Depan |
Kartu Absensi Bagian Belakang |
Greeting : Hai para pembaca setia blog Kacamata Dan Buncis (ngarep ada) . Hari ini saya ingin share tentang aktivitas kerja saya.
Seperti yang pernah saya ceritakan tentang pekerjaan di postingan sebelumnya.
Tentunya kali ini saya akan membahas lagi dengan tema yang berbeda dari sebelumnya, mengenai Absensi Karyawan.
<<<< Lirik Kiri
Anggaplah yang menjadi objek pembicaraan kali ini namanya Mia.
Mia adalah rekan saya di divisi yang berbeda. Ia lebih terfokus pada urusan legalitas dan marketing.
Sekilas kalau kita lihat absensinya sih biasa-biasa saja malah mungkin sebagian akan bilang, " maksudnya dita nge posting begini tuh apa sih?".
Yap, disini saya akan coba ceritakan.
Dua bulan terakhir ini saya sedikit dilema dengan hal yang satu ini nih, pasalnya saya dituntut untuk menjalani salah satu otoritas kerja selain Keuangan yakni sebagai pengatur karyawan .Baik itu absensi , pembagian Uang Makan sampai pembagian salary tiap bulan. Absensi berpengaruh pada Uang Makan dan Gaji yang akan di terima setiap karyawan.karena di tempat saya bekerja ini punya aturan bagi siapapun karyawan yang absen maka berpengaruh pada uang makan yang diterimanya.
Nah, aturan selanjutnya kalau beberapa kali absen maka akan kena sangsi berupa Surat Peringatan dan potong gaji.
Kalau masih seperti itu maka bisa berujung pada pemberhentian kerja, istilah lain pemecatan.
Tapi untuk orang yang satu ini agak berbeda perlakuannya, khususnya perlakuan saya untuknya. Ada dua alasan yang membuat orang ini di buat beda dari karyawan lainnya ( dihitung 4 orang).
Dalam waktu satu bulan ini Mia sering kali absen, dan itu bukan sehari dua hari tapi berkali-kali. Setiap minggu pasti ada saja alasan untuk tidak masuk.
Parahnya, alasan ia tidak masuk kerja ini bukan untuk perjalanan dinas melainkan berlibur dan berlibur. Belum kenyang izin satu minggu untuk pergi berlibur ke luar negeri di minggu akhir Bulan Juni, di minggu awal Bulan Juli pun ia tidak masuk lagi. Mungkin ke Papua atau Merauke, entahlah.
Yang pasti itu membuat saya sedikit kesal dan risih. Bagaimana tidak, jika di pikir ulang berapa banyak pekerjaan yang ia tinggalkan dan keteteran.
Huh! SABARRR.....
Melihat ke profesionalan kinerja karyawan, saya ingin sekali menegurnya tapi itu sulit saya lakukan dengan alasan ini. Pertama, karena dia lebih tua daripada saya umur kami terpaut 11 Tahun dari jadi saya agak kurang srek kalau harus menegur dan menasehatinya.
Kedua, karena dia adalah adik dari salah satu pemilik saham di situ.
Jadi ya... beginilah dilema nya saya mengambil sikap harus seperti apa.
Di satu sisi saya di tuntut untuk memberikan teguran buat karyawan yang nyeleneh tapi disisi lain saya segan melakukan itu karena Mia ini sangatlah baik... dan saya sangat mengerti betul posisinya ia di situ siapa. Jadi kalau iya saya ambil tindakan itu bagaimana dengan hubungan kami selanjutnya?. Tapi kalau didiamkan.... Ah, buat pusing saja masalah seperti ini.
Kadang kalau sudah seperti ini rasanya ingin teriak saja , " Kenapa harus SAYA???"
Pernah saya berkonsultasi pada atasan saya yang lain, tapi beliau justru kembali memberikan keputusan sepenuhnya pada saya, awalnya saya bilang kalau saya tidak bisa memotong gaji begitu saja tanpa ada teguran langsung dari beliau kepada Mia. Beliau hanya bilang kalau saya tidak menegurnya (dibaca: potong gaji) justru saya yang akan mendapatkan teguran keras dari atasan saya.
Seperti yang pernah saya ceritakan tentang pekerjaan di postingan sebelumnya.
Tentunya kali ini saya akan membahas lagi dengan tema yang berbeda dari sebelumnya, mengenai Absensi Karyawan.
<<<< Lirik Kiri
Anggaplah yang menjadi objek pembicaraan kali ini namanya Mia.
Mia adalah rekan saya di divisi yang berbeda. Ia lebih terfokus pada urusan legalitas dan marketing.
Sekilas kalau kita lihat absensinya sih biasa-biasa saja malah mungkin sebagian akan bilang, " maksudnya dita nge posting begini tuh apa sih?".
Yap, disini saya akan coba ceritakan.
Dua bulan terakhir ini saya sedikit dilema dengan hal yang satu ini nih, pasalnya saya dituntut untuk menjalani salah satu otoritas kerja selain Keuangan yakni sebagai pengatur karyawan .Baik itu absensi , pembagian Uang Makan sampai pembagian salary tiap bulan. Absensi berpengaruh pada Uang Makan dan Gaji yang akan di terima setiap karyawan.karena di tempat saya bekerja ini punya aturan bagi siapapun karyawan yang absen maka berpengaruh pada uang makan yang diterimanya.
Nah, aturan selanjutnya kalau beberapa kali absen maka akan kena sangsi berupa Surat Peringatan dan potong gaji.
Kalau masih seperti itu maka bisa berujung pada pemberhentian kerja, istilah lain pemecatan.
Tapi untuk orang yang satu ini agak berbeda perlakuannya, khususnya perlakuan saya untuknya. Ada dua alasan yang membuat orang ini di buat beda dari karyawan lainnya ( dihitung 4 orang).
Dalam waktu satu bulan ini Mia sering kali absen, dan itu bukan sehari dua hari tapi berkali-kali. Setiap minggu pasti ada saja alasan untuk tidak masuk.
Parahnya, alasan ia tidak masuk kerja ini bukan untuk perjalanan dinas melainkan berlibur dan berlibur. Belum kenyang izin satu minggu untuk pergi berlibur ke luar negeri di minggu akhir Bulan Juni, di minggu awal Bulan Juli pun ia tidak masuk lagi. Mungkin ke Papua atau Merauke, entahlah.
Yang pasti itu membuat saya sedikit kesal dan risih. Bagaimana tidak, jika di pikir ulang berapa banyak pekerjaan yang ia tinggalkan dan keteteran.
Huh! SABARRR.....
Melihat ke profesionalan kinerja karyawan, saya ingin sekali menegurnya tapi itu sulit saya lakukan dengan alasan ini. Pertama, karena dia lebih tua daripada saya umur kami terpaut 11 Tahun dari jadi saya agak kurang srek kalau harus menegur dan menasehatinya.
Kedua, karena dia adalah adik dari salah satu pemilik saham di situ.
Jadi ya... beginilah dilema nya saya mengambil sikap harus seperti apa.
Di satu sisi saya di tuntut untuk memberikan teguran buat karyawan yang nyeleneh tapi disisi lain saya segan melakukan itu karena Mia ini sangatlah baik... dan saya sangat mengerti betul posisinya ia di situ siapa. Jadi kalau iya saya ambil tindakan itu bagaimana dengan hubungan kami selanjutnya?. Tapi kalau didiamkan.... Ah, buat pusing saja masalah seperti ini.
Kadang kalau sudah seperti ini rasanya ingin teriak saja , " Kenapa harus SAYA???"
Pernah saya berkonsultasi pada atasan saya yang lain, tapi beliau justru kembali memberikan keputusan sepenuhnya pada saya, awalnya saya bilang kalau saya tidak bisa memotong gaji begitu saja tanpa ada teguran langsung dari beliau kepada Mia. Beliau hanya bilang kalau saya tidak menegurnya (dibaca: potong gaji) justru saya yang akan mendapatkan teguran keras dari atasan saya.
Sungguh serbasalah.
Apa yang harus dilakukan saya dengan orang ini?.
Komentar
Posting Komentar