Aku selalu jatuh cinta pada pagi, terlebih hari ini.
Ketika kabut masih menyelemuti permukaan bumi, ayam berkokok, burung bercuit cuit saling bersahutan walaupun terdengar samar. Menurutku suara itu adalah yang paling merdu dan selalu ku tunggu-tunggu dimanapun aku berada. Sang embun tak mau kalah bertugas. Mereka menerpa wajahku begitu lembutnya, memberi perlawanan pada rasa kantuk oleh karena aku harus berjaga ketika sang surya mulai menampakan dirinya. Jika embun bisa bicara, mungkin dia akan berkata, "Bersabarlah. sebentar lagi engkau akan melihat kesempurnaan karya Tuhan"
Ya Allah..
Komponen yang Engkau ciptakan begitu ajaib. Engkau meramunya dengan begitu sempurna dengan kadar yang begitu pas membuat decak kagum setiap pasang mata yang menyaksikannya.
Kini rona bahagia mulai membaluti wajahku yang sedikit beku karena terpaan kabut tebal dan angin yang cukup kencang. Beberapa detik kemudian yang ku tunggu akan tiba ialah Matahari. Tidak hanya aku, mereka pun menikmati setiap detiknya. Tak peduli seberapa besar tubuh melawan rasa dingin demi sebuah hasil akhir.
Berharap matahari muncul seperti telur kuning yang meluncur dalam sebuah wajan. Bulat sempurna.
Kala itu adalah perpaduan komponen lengkap yang berujung pada kenikmatan empat panca indra bagi siapapun yang melewatinya. Sungguh hebatnya!
Kini rona bahagia mulai membaluti wajahku yang sedikit beku karena terpaan kabut tebal dan angin yang cukup kencang. Beberapa detik kemudian yang ku tunggu akan tiba ialah Matahari. Tidak hanya aku, mereka pun menikmati setiap detiknya. Tak peduli seberapa besar tubuh melawan rasa dingin demi sebuah hasil akhir.
Berharap matahari muncul seperti telur kuning yang meluncur dalam sebuah wajan. Bulat sempurna.
Kala itu adalah perpaduan komponen lengkap yang berujung pada kenikmatan empat panca indra bagi siapapun yang melewatinya. Sungguh hebatnya!
Udara segar yang ku hirup memanjakan indra penciumanku;
Suara merdu burung dan ayam berirama di telingaku memberi melodi indah pada indra pendengaranku;
Embun yang lembut dan dinginnya kabut menerpa kulitku, memberi kesejukan pada indra perasaku; dan
Waktu ketika sang surya menampakan dirinya, senantiasa menyisir kabut yang seolah sedang menyembunyikan sebuah mahakarya Tuhan. Itu adalah hal yang paling indah yang tak pernah ku lihat sebelumnya. Mataku dimanjakan oleh karya-Mu yang sempurna.
Dan kini ku sisipkan sepenggal doa sebagai bentuk rasa kagum dan persembahan syukur ku pada Illahi Robbi.
"Ya Allah, aku bersyukur dengan apa yang ada dihadapanku. Begitu indah, begitu megah. Aku terlalu kecil untuk menjadi angkuh. Aku tak seberapa untuk menjadi kepala besar. Tidak ada keraguan bagi-Mu. sekali lagi terimakasih atas segala nikmat-Mu yang luar biasa ini"
Bromo, Oktober 2015
Dita D Lestari
Apa kabar,Dita?
BalasHapusUdah lama ga update..
Hai kak Fiscuss Wannabe :)
HapusAlhamdulillah sehat.
iya udah lama sekali yaa...kangen nulis rasanya