Tahu Ikan Emas? Tahu gurihnya Ikan Emas itu? dan telitikah dengan duri yang ada di Ikan Emas itu?. Gimana caranya jika menyantap Ikan Emas itu menggunakan sendok?
Ya! ini lah pendeskripsiannya, Ikan Emas itu terkenal dengan rasa yang gurih dengan duru yang tertimbun hingga ke dalam dagingnya. Kalaupun kita akan menyantapnya butuh ketelitian agar duri-duri itu tidak menyatu dengan daging, dengan kata lain cukup sulit jika memisahkan duri-duri itu menggunakan sendok.
Dan ini adalah sebuah perumpamaan yang tepat dilayangkan pada saya saat ini. Dari perumpamaan tersebut ingin saya aplikasikan dalam sebuah kehidupan sehingga dapat diartikan bahwa saat ini saya sedang menghadapi masa-masa yang cukup sulit dan menantang.
Ya! ini lah pendeskripsiannya, Ikan Emas itu terkenal dengan rasa yang gurih dengan duru yang tertimbun hingga ke dalam dagingnya. Kalaupun kita akan menyantapnya butuh ketelitian agar duri-duri itu tidak menyatu dengan daging, dengan kata lain cukup sulit jika memisahkan duri-duri itu menggunakan sendok.
Dan ini adalah sebuah perumpamaan yang tepat dilayangkan pada saya saat ini. Dari perumpamaan tersebut ingin saya aplikasikan dalam sebuah kehidupan sehingga dapat diartikan bahwa saat ini saya sedang menghadapi masa-masa yang cukup sulit dan menantang.
Saya merasa banyak hal yang perlu saya kaji di kehidupan "baru" saya ini. Seolah baru terlahir menjadi manusia yang hidup di jaman baru pula. Otak perlu berpikir 'keras' bagaimana cara bertahan hidup. Tidak seberuntung orang lain yang sampai saat ini masih bisa menikmati pemberian orang tua sedangkan saya justru sudah berbalik posisi.
Mereka yang di takdirkan untuk hidup 'enak' => orang tua masih mampu menyekolahkan, membiayai kebutuhan dan memenuhi keingininan-keinginan. Kini sudah tidak lagi saya rasakan.
Setelah usaha yang di rintih orang tua saya itu amblas, kini giliran saya yang harus bekerja keras membantu keluarga agar bisa bertahan hidup, paling tidak cukup makan dan sedikit hiburan beli satu setel baju di hari raya lebaran. Itu sudah sangat sangat sangat cukup.
Awalnya saya sempat berontak. Saya marah dan kecewa pada kedua orang tua saya, kenapa saya tidak bisa seperti orang lain yang bisa 'memakan' bangku kuliah sedangkan saya justru harus mencari nafkah?.
Kenapa mamah dan papah tidak ada usaha memperjuangkan pendidikan saya? sedangkan orang lain bisa. Kenapa ?
Kenapa?
Kenapa?
kala itu pertanyaan KENAPA selalu menghantui pikiran saya dan membuat emosi bathin memuncak sampai-sampai menangis karena tak kuasa membendung rasa sakit yang amat dalam.
Lambat laun seiring berjalannya waktu saya pun mulai bisa menerima keadaannya dan untungnnya tak butuh waktu cukup lama untuk mengobati rasa sakit atas kekecewaan ini. Mungkin kesibukan bekerja membuat pikiran saya tidak terfokus dengan masalah ini.
#bersyukur
Hari demi hari saya belajar dari kehidupan yang 'keras' ini. Sampai akhirnya saya menyadari bahwa dulu orang tua saya bukan diam. Orang tua saya tetap berusaha agar anaknya ini bahagia dan bisa mengejar cita-citanya. Namun, apa mau di kata. Nasib berkata lain, Allah SWT lebih mengingkan saya untuk bisa lebih dewasa. Agar tidak menjadi Penggebu, Manja dan menjadi sosok yang tidak tahu terimakasih.
Dan sangat benar, Allah SWT telah mendewasakan saya dalam waktu secepat ini.
Semakin hari saya semakin paham tentang makna hidup bahwa tak ada yang mudah menjalani suatu hal. Mungkin, untuk saat ini saya sedang proses untuk mendapatkan hal yang lebih baik tentunya. Tak apa jika kini saya menjalani masa sulit. Toh, saya masih berkeyakinan kesulitan yang saya hadapi saat ini akan terbayar Indah jika saya terus konsisten bekerja keras dan percaya bahwa Allah itu Adil.
Kenapa mamah dan papah tidak ada usaha memperjuangkan pendidikan saya? sedangkan orang lain bisa. Kenapa ?
Kenapa?
Kenapa?
kala itu pertanyaan KENAPA selalu menghantui pikiran saya dan membuat emosi bathin memuncak sampai-sampai menangis karena tak kuasa membendung rasa sakit yang amat dalam.
Lambat laun seiring berjalannya waktu saya pun mulai bisa menerima keadaannya dan untungnnya tak butuh waktu cukup lama untuk mengobati rasa sakit atas kekecewaan ini. Mungkin kesibukan bekerja membuat pikiran saya tidak terfokus dengan masalah ini.
#bersyukur
Hari demi hari saya belajar dari kehidupan yang 'keras' ini. Sampai akhirnya saya menyadari bahwa dulu orang tua saya bukan diam. Orang tua saya tetap berusaha agar anaknya ini bahagia dan bisa mengejar cita-citanya. Namun, apa mau di kata. Nasib berkata lain, Allah SWT lebih mengingkan saya untuk bisa lebih dewasa. Agar tidak menjadi Penggebu, Manja dan menjadi sosok yang tidak tahu terimakasih.
Dan sangat benar, Allah SWT telah mendewasakan saya dalam waktu secepat ini.
Semakin hari saya semakin paham tentang makna hidup bahwa tak ada yang mudah menjalani suatu hal. Mungkin, untuk saat ini saya sedang proses untuk mendapatkan hal yang lebih baik tentunya. Tak apa jika kini saya menjalani masa sulit. Toh, saya masih berkeyakinan kesulitan yang saya hadapi saat ini akan terbayar Indah jika saya terus konsisten bekerja keras dan percaya bahwa Allah itu Adil.
Sesulit sulitnya saya menjalani hidup ini, Allah SWT pasti akan menyisipkan kebahagiaan jika mau terus berusaha dan tekun. Tentunya, untuk selalu menghormati kedua orang tua.
sama seperti perumpaan tadi ..." Seperti menyantap Ikan Emas pakai sendok".
usaha kita untuk memisahkan duri dari nikmatnya daging yang nantinya kita telan akan terbayar ketika kita sudah mulai mengunyah lalu menelannya tanpa rasa sakit.
>>Didedikasikan untuk orang-orang yang sedang "berjuang"
Komentar
Posting Komentar