Selasa sore di sebuah ruangan 4 m X 4 m, Empat laki-laki dan satu wanita duduk di meja bundar. Mereka adalah pejabat-pejabat perusahaan ini yang sedang melakukan rutinitas rapat Direksi dan Komisaris.
***
Tepat di Hari Selasa- Minggu kedua -Bulan November, pembahasaan mengenai
Customer Progress Payment - Financial Flow- Development project house.
Satu per satu masing-masing Direksi yang berkepentingan mempresentasikan kinerjanya masing-masing.
Totally, meeting pun berjalan dengan lancar. Meeting pun di tutup dengan doa.
**
Setelah meeting, biasa yang dilakukan Direksi adalah bertukar pikiran dan bersantai untuk sedikit melupakan kejenuhan setelah cukup lama membahas keadaan perusahaan.
Lalu, ada satu karyawan yang bernama Vika masuk ke ruang rapat.
Vika adalah Bendahara di perusahaan tersebut. Sambil membawa dua lembar giro di tangannya. Ia bermaksud untuk meminta tandatangan kedua pejabat yang berkuasa untuk 'mencairkan' dana atas rekening giro tersebut. Pak Felix dan Ibu Juni tepatnya.
Dengan perasaan ragu dan malu, Ia mengetuk pintu dan berjalan menuju arah meja direksi.
Vika : Permisi
Ibu Juni : Ayo vik, masuk. Ada apa?
Vika : Permisi pak, bu saya mau minta tandatangan untuk giro ini. (menyodorkan giro)
Ibu Juni : Oh. oke. Lembar mana yang harus saya tanda tangan?
Vika : yang ini dan ini bu. (menunjukkan lembaranya)
Pak Felix : Ini saja yang perlu saya tandatangani.
Vika : Iya pak hanya 2 giro ini saja.
Suasana hening sejenak. Pak Felix membuka pembicaraan
Pak Felix : Vika, saya ingin kasih masukan untuk kinerja sebagai seoarang Bendahara.
Sebagai bendahara sebuah perusahaan kamu sudah sepantasnya berhati-hati dengan Uang. Kamu tidak boleh mengeluarkan uang dengan mudah. Kamu perlu mempertimbangkan segala macam hal tentang uang keluar. Uang di keluarkan untuk apa, penting atau tidaknya. Kamu tetap harus berprinsip Tidak Boleh Mengeluarkan Uang Terkecuali Untuk Yang Berkepentingan.
Vika : (dengan wajah yang sedikit pucat) ehhh...ehh... Iya pak. Saya akan mencoba dan menerapkan saran bapak.
Ibu Juni : Yah tentu, Harus. Untuk apa ada Bendahara perusaahaan jika fungsinya tidak diterapkan?
***
Vika masih terdiam dan meratapi perkataan Ibu Juni tadi.
Saat permisi untuk kembali bekerja dan menutup pintu ruangan meeting. Vika masih tetap bingung.
Vika memang baru satu bulan mengembani tugas ini. Namun, Vika merasa tak sering membuat 'cacat' dalam pekerjaannya itu. Iya selalu tepat waktu datang ke kantor, membuat pembukuan dan arus kas. Jika ada harus melakukan transfer antar bank, ia pun tepat waktu. Lalu apa ?.
Pernah salah atau keliru dalam pekerjaan cukup wajar.
Setelah lama mencerna dari ucapan atasannya itu Vika pun menyadari kekurangannya yaitu tidak kurang TEGAS dalam hal mengeluarkan uang kantor.
Komentar
Posting Komentar